Kebakaran di Bojonegoro Masih Marak, Ini Penyebab Terbanyaknya Sepanjang 2025
![]() |
| Petugas Damkarmat Bojonegoro memadamkan sisa kebakaran rumah warga akibat korsleting listrik, salah satu dari ratusan kasus kebakaran di Bojonegoro sepanjang 2025. |
Mediabojonegoro.com - Rentetan peristiwa kebakaran masih menjadi ancaman serius bagi warga Kabupaten Bojonegoro. Sepanjang tahun 2025, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro mencatat sebanyak 246 kejadian kebakaran, dengan total kerugian material yang ditaksir mencapai Rp7,3 miliar.
Mayoritas kebakaran tersebut terjadi di lingkungan permukiman. Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Damkarmat Bojonegoro, Ahmad Agus Salim, menyebut bahwa penyebab utama kebakaran masih didominasi oleh gangguan instalasi listrik dan kebocoran tabung gas LPG, baik pada tempat tinggal maupun tempat usaha.
“Sepanjang tahun 2025, faktor kelistrikan dan kebocoran LPG masih menjadi penyebab paling banyak. Sebagian besar kejadiannya terjadi di rumah warga,” ujar Agus, Jumat (26/12/2025).
Berdasarkan data rekap Damkarmat, objek kebakaran yang ditangani meliputi tempat tinggal, meteran listrik, tabung gas LPG, bangunan usaha, serta fasilitas lainnya. Meski demikian, kecepatan penanganan petugas dinilai mampu menekan dampak lebih luas. Nilai aset yang berhasil diselamatkan dari seluruh kejadian kebakaran tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp293 miliar.
Agus menambahkan, waktu respons petugas menjadi faktor krusial dalam mengurangi risiko kerugian yang lebih besar. Namun, ia mengakui bahwa luas wilayah dan jarak tempuh ke lokasi kejadian masih menjadi kendala di sejumlah kasus.
“Kami terus meningkatkan kesiapsiagaan, meskipun di beberapa wilayah jarak dan kondisi medan masih menjadi tantangan,” jelasnya.
Di sisi lain, ancaman kebakaran bukan sekadar angka statistik. Hal itu dirasakan langsung oleh Slamet Riyadi (47), warga Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, yang rumahnya sempat dilalap api akibat korsleting listrik pada pertengahan 2023 silam. Ia mengaku api bermula dari meteran listrik dan dengan cepat membesar.
“Awalnya cuma bau hangus dan percikan kecil, tapi tidak lama api langsung menjalar. Kami panik karena kejadian berlangsung sangat cepat,” tuturnya.
Beruntung, petugas pemadam kebakaran segera tiba di lokasi sehingga sebagian besar bangunan rumah masih dapat diselamatkan. Meski demikian, peristiwa tersebut meninggalkan trauma dan kerugian yang tidak sedikit bagi keluarganya.
“Sejak kejadian itu, saya lebih hati-hati. Sekarang rutin mengecek kabel dan tidak berani menumpuk colokan listrik. Pengalaman ini benar-benar jadi pelajaran,” tambah Slamet.
Damkarmat Bojonegoro menegaskan bahwa upaya pencegahan terus dilakukan melalui sosialisasi kepada masyarakat. Warga diimbau untuk memastikan instalasi listrik sesuai standar, tidak menggunakan peralatan listrik yang sudah rusak, serta memperhatikan keamanan penggunaan tabung gas LPG di rumah.
Dengan tingginya jumlah kebakaran sepanjang 2025, pengalaman warga menjadi pengingat penting akan bahaya yang kerap muncul tanpa disadari. Kesadaran dan kewaspadaan sejak dini diharapkan mampu menekan risiko kebakaran di Bojonegoro, demi melindungi keselamatan jiwa dan harta benda di masa mendatang.
