Angka Kecelakaan di Bojonegoro 2025 Masih Tinggi, Korban Meninggal Tercatat 184 Orang
Mediabojonegoro.com - Sepanjang tahun 2025, kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih menjadi persoalan serius. Data Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bojonegoro mencatat sebanyak 1.103 kejadian kecelakaan terjadi selama periode Januari hingga Desember 2025.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 184 orang dilaporkan meninggal dunia. Selain korban jiwa, kecelakaan lalu lintas juga mengakibatkan 27 orang mengalami luka berat serta 1.807 orang menderita luka ringan.
Meski angka kejadian dan korban luka masih cukup tinggi, jumlah korban meninggal dunia pada tahun 2025 tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Bojonegoro mencapai 203 orang. Dengan demikian, terjadi penurunan sebanyak 19 korban jiwa pada tahun ini.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bojonegoro, AKP Deni Eko Prasetyo, mengatakan penurunan angka fatalitas tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan kepolisian secara berkelanjutan bersama pihak terkait.
Menurutnya, Satlantas Polres Bojonegoro secara konsisten memperkuat upaya pencegahan dan penindakan di lapangan. Langkah tersebut dilakukan melalui edukasi keselamatan berlalu lintas kepada masyarakat, penegakan hukum terhadap pelanggaran, serta penguatan patroli di sejumlah ruas jalan yang dinilai rawan kecelakaan.
“Berkurangnya korban meninggal dunia merupakan dampak dari langkah pencegahan yang kami lakukan secara berkelanjutan, mulai dari edukasi tertib berlalu lintas, penegakan aturan di jalan, hingga peningkatan patroli di sejumlah titik rawan kecelakaan,” katanya kepada Mediabojonegoro.com, Senin (29/12/2025).
Namun demikian, AKP Deni menegaskan bahwa capaian tersebut belum sepenuhnya ideal. Tingginya jumlah kejadian kecelakaan dan korban luka menunjukkan bahwa kesadaran berlalu lintas di kalangan masyarakat masih perlu terus ditingkatkan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas. Gunakan helm standar, jangan berkendara dalam kondisi lelah atau di bawah pengaruh alkohol, serta tingkatkan kewaspadaan di jalan,” tegasnya.
Di sisi lain, kondisi lalu lintas yang padat dan beragam perilaku pengendara juga dirasakan langsung oleh masyarakat. Andi (32), seorang pengendara sepeda motor asal Kecamatan Kota Bojonegoro, mengaku masih sering menemui situasi berisiko saat berkendara sehari-hari.
Menurutnya, kecelakaan tidak selalu dipicu oleh kecepatan tinggi, melainkan sering kali akibat kurangnya fokus pengendara.
“Kadang bukan karena ngebut, tapi karena kurang konsentrasi. Ada yang sambil main hp, ada juga yang kelihatan capek, ngantuk, tapi masih tetap dipaksakan,” ujarnya.
Ia berharap kesadaran pengendara untuk saling menjaga keselamatan di jalan bisa terus meningkat. Dengan disiplin dan kehati-hatian bersama, angka kecelakaan lalu lintas di Bojonegoro diharapkan dapat terus ditekan, sehingga keselamatan pengguna jalan menjadi prioritas utama.
