Tinggalkan Dunia Perbankan, Pria Bojonegoro Ini Sukses Jadi Peternak Sapi
Mediabojonegoro.com - Perjalanan hidup seseorang sering kali memang penuh kejutan. Hal itu pun dialami oleh Eko, atau biasa disapa Mas Eko di lingkungan warga sekitar tempat tinggalnya di Desa Kemamang, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Pria 30 tahun yang dulunya bekerja sebagai Analis Kredit di salah satu bank swasta di Bojonegoro itu kini justru menemukan jalan hidup baru sebagai peternak sapi.
![]() |
Tampak Mas Eko (peternak sapi) mengacungkan jempol dengan penuh senyum ceria kepada Mediabojonegoro.com bersama beberapa sapi di kandang miliknya. |
Keputusan berani itu diambil setelah bertahun-tahun bekerja di dunia perbankan. Meski tampak mapan, Mas Eko yang kini sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak, merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Ia mengaku ingin memiliki usaha yang lebih dekat dengan keluarga, menenangkan hati, sekaligus bisa menjadi sumber rezeki jangka panjang.
"Ya, istri awalnya heran, kenapa saya meninggalkan pekerjaan di bank. Tapi saya percaya, setiap orang punya jalannya masing-masing. Saya ingin lebih dekat dengan keluarga dan mencoba peruntungan dari beternak sapi," ujar Mas Eko.
Perjalanan bisnis ternak sapi Mas Eko dimulai pada tahun 2024. Dimana saat itu dirinya mengaku terinspirasi dari salah seorang nasabah yang akan ia tangani untuk proses pengajuan kredit di bank tempat ia bekerja. Sebut saja namanya Pak Prapto seorang warga Desa Prangi, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, ketika sedang menganalisa pemasukan dan pengeluaran keuangan bulanannya. Mas Eko mengaku kagum melihat betapa stabilnya keuntungan dari usaha ternak sapi, bahkan di tengah fluktuasi harga komoditas lain yang sering tidak menentu.
Mas Eko pun sempat bertanya, untuk keperluan apa beliau mengajukan pinjaman di bank, padahal kondisi keuangannya terlihat stabil dan bahkan lebih dari cukup. Dengan tenang, Pak Prapto menjawab bahwa pinjaman itu akan digunakan untuk membeli beberapa ekor anakan sapi lagi.
"Ya, buat beli beberapa ekor anakan sapi lagi Mas," tutur Mas Eko menirukan ucapan Pak Prapto saat pengajuan kredit kepada Mediabojonegoro.com ketika ditemui di kandang miliknya, Sabtu (16/8/2025).
Beberapa hari setelah proses pengajuan kredit Pak Prapto selesai, Mas Eko mengaku kerap menghubunginya. Bukan lagi untuk urusan yang berhubungan dengan perbankan, melainkan untuk sekedar bercanda sembari menanyakan cara serta besaran modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha peternakan sapi.
"Saat urusan kredit Pak Prapto selesai saya proses, saya masih penasaran kan dengan bisnis ternak sapi. Habis itu ya saya sering menghubunginya untuk menanyakan cara dan modal bisnis sapi. Saya selingi candaan juga biar Pak Prapto gak merasa saya ingin meniru usahanya," katanya.
Singkat cerita setelah sedikit demi sedikit informasi didapat oleh Mas Eko, berbekal modal dari hasil tabungannya bekerja di bank, ia lalu mulai membangun kandang sederhana yang menurutnya cukup untuk lima ekor sapi, serta membeli satu ekor anakan sapi lengkap beserta pakan dan vitamin.
"Saat saya merasa sudah cukup informasi, saya mulai bangun kandang, beli satu ekor anakan, pakan sama vitamin. Waktu itu ya cukuplah kandangnya kalau buat lima ekor sapi," ungkapnya.
Setelah setahun lebih merawat satu ekor anakan sapi Brahman yang sudah terlihat besar, Mas Eko pun mengaku kembali menghubungi Pak Prapto untuk menanyakan perihal dimana ia biasa menjual sapinya. Dengan jawaban singkat Pak Prapto pun memberi tahu kalau ia biasa menjual sapi-sapinya di pasar hewan langsung.
"Waktu itu baru pertama kali mau jual sapi, bingung kan mau jual dimana. Akhirnya ya mau tidak mau saya telepon Pak Prapto lagi tanya dimana biasa jual sapinya. Ia menjawab katanya langsung di pasar hewan aja, disana mudah kok jual sapi, cepat lakunya," ungkap Mas Eko menirukan ucapan Pak Prapto lagi.
Setelah mengetahui informasi tersebut, Mas Eko pun langsung beranjak pergi menuju ke pasar hewan untuk menawarkan satu ekor sapi Brahman hasil ternaknya selama setahun lebih. Dan menurutnya sapinya tersebut laku terjual dengan harga Rp90 juta.
"Alhamdulillah sih waktu itu sapi Brahman dewasa saya laku dengan harga Rp90 juta Mas," tambah Mas Eko penuh senyum dan semangat sembari membuat olahan pakan sapi.
Setelah sapi Brahman pertamanya laku terjual dengan harga Rp90 juta dan dihitung keuntungan bersihnya hampir Rp45 juta, Mas Eko pun mulai membandingkan hasil usahanya dengan pendapatan tetapnya sebagai pegawai bank. Selama bekerja, ia mengaku menerima gaji sekitar Rp2,5 juta per bulan sesuai UMK Kabupaten Bojonegoro. Dari situlah ia menyadari bahwa keuntungan dari satu ekor sapi saja bisa melampaui total penghasilannya di bank selama hampir dua tahun. Kemudian ia pun meninggalkan pekerjaannya dan lebih memilih untuk menekuni bisnis ternak sapi sebagai fokus utamanya.
"Waktu itu bingung kan, hasil jual sapi gede tapi satu sisi saya masih kerja di bank. Akhirnya saya pun analisis antara pekerjaan dengan gaji sekitar Rp2,5 juta per bulan dengan hasil jual satu ekor sapi. Dari situ saya pun lebih memilih bisnis ternak sapi sebagai fokus utama saya," ungkap Mas Eko dengan penuh semangat.
Kini, di Agustus tahun 2025, atau sekitar hampir dua tahun menekuni bisnis ternak sapi, Mas Eko mengaku usaha peternakan sapinya kian berkembang. Dari yang semula hanya satu ekor, kini lebih dari lima ekor sapi tampak di kandang samping rumahnya. Bahkan, beberapa sapinya pernah terjual dengan harga tinggi pada hari raya kurban tahun lalu.
"Kalau sekarang ini lebih lima ekor sapi ya Mas di kandang. Tahun kemaren waktu hari raya kurban, alhamdulillah bisa laku Rp120 juta untuk satu ekor sapi," jelas Mas Eko sembari mengelus kepala sapi miliknya.
Perkembangan usaha tersebut turut membawa perubahan besar dalam hidupnya. Jika dulu Mas Eko hanya mengandalkan gaji bulanan sebagai pegawai bank, kini ia mampu berpenghasilan secara signifikan dari hasil ternaknya. Dari keuntungan itu, ia bisa membuat rumah, menambah kandang, serta merekrut satu orang karyawan.
Tidak hanya itu, Mas Eko juga kerap berbagi pengalaman dengan para pemuda desa yang tertarik menekuni dunia peternakan, sekaligus memotivasi mereka untuk berani mencoba usaha mandiri.
"Bagi saya, sukses bukan hanya soal penghasilan, tapi bagaimana bisa hidup tenang, dekat dengan keluarga, dan bermanfaat untuk orang lain," tuturnya.
Kisah Mas Eko menjadi inspirasi bagi warga desa lain bahwa keberanian mengambil keputusan besar bisa membuka jalan baru menuju kesuksesan. Dari balik meja perbankan hingga kandang sapi, Mas Eko membuktikan bahwa usaha, kesabaran, dan ketekunan adalah kunci utama untuk meraih mimpi.
Posting Komentar untuk "Tinggalkan Dunia Perbankan, Pria Bojonegoro Ini Sukses Jadi Peternak Sapi"