Mediabojonegoro.com - Usaha minuman segar seperti es teh manis emang nggak ada matinya. Apalagi kalau dijual di kontainer kekinian yang ditempatkan di pinggir jalan strategis. Selain gampang dikenali, model usaha seperti ini juga terkesan profesional tapi tetap merakyat.
Nah, kalau kamu lagi kepikiran buat buka usaha es teh kontainer di pinggir jalan, yuk kita bahas bareng-bareng estimasi modalnya. Biar kamu bisa siapin dana, strategi, dan mental dari awal.
Kenapa Es Teh? Kenapa Kontainer?
Sebelum masuk ke angka-angka, kita bahas dulu sedikit kenapa jualan es teh dan kenapa harus pakai kontainer?
Es teh itu minuman yang universal banget. Semua kalangan suka, dari anak-anak sampai orang tua. Selain itu, bahan bakunya murah, gampang didapat, dan cara bikinnya juga nggak ribet. Variannya bisa banyak, seperti teh manis biasa, teh lemon, teh susu, bahkan teh dengan topping kekinian kayak boba, nata de coco, dan jelly.
Sementara itu, model kontainer pinggir jalan itu cocok banget buat branding. Desainnya bisa menarik mata, bisa dibuat estetik, dan keliatan beda dari gerobak atau stand biasa. Dan kalau kamu pakai konsep semi-permanen seperti kontainer, kamu bisa lebih serius membangun bisnis jangka panjang.
Oke, lanjut ke bagian utama, estimasi modal usaha es teh kontainer pinggir jalan.
1. Biaya Sewa atau Beli Lahan (Opsional tapi Krusial)
Kalau kamu punya lahan sendiri di lokasi strategis, ini jelas jadi penghematan besar. Tapi kalau enggak, kamu harus siapin dana buat sewa tempat.
Sewa lahan pinggir jalan strategis: Rp500.000 - Rp3.000.000 per bulan (tergantung lokasi)
Misalnya kamu sewa di depan toko yang ramai lalu lintasnya, harga bisa tembus Rp1,5 jutaan ke atas.
2. Bangunan Kontainer / Booth
Harga kontainer bekas ukuran 10 feet biasanya berkisar antara Rp10 juta - Rp15 juta. Tapi kalau kamu custom kontainer mini (bukan full kontainer), kamu bisa dapat yang lebih terjangkau.
- Kontainer mini custom + finishing interior sederhana: Rp7.000.000 - Rp10.000.000
- Tambahan dekorasi (lampu, cat, branding stiker, meja mini): Rp1.000.000 - Rp2.000.000
- Total biaya bangunan: Rp8 juta - Rp12 juta
3. Peralatan Produksi Minuman
Untuk bikin es teh dengan berbagai varian, kamu butuh peralatan dasar, antara lain :
- Dispenser air panas/dingin: Rp500.000 - Rp1.500.000
- Cooler box / kulkas kecil: Rp1.500.000 - Rp2.000.000
- Blender / shaker: Rp300.000 - Rp700.000
- Gelas takar, saringan, teko: Rp200.000 - Rp400.000
- Rak display & etalase bahan: Rp500.000 - Rp1.000.000
- Total peralatan: Rp3 juta - Rp5 juta
4. Bahan Baku Awal
Stok bahan buat 1-2 minggu awal harus disiapin, seperti :
- Teh (bubuk atau celup): Rp100.000
- Gula & susu: Rp150.000
- Es batu (bisa beli harian atau sewa mesin es): Rp100.000
- Topping (boba, nata de coco, jelly): Rp200.000
- Kemasan (cup, tutup, sedotan, stiker): Rp500.000
- Total bahan awal: Rp1 juta - Rp1,5 juta
5. Biaya Operasional Bulanan
Setelah buka, kamu juga harus siap dengan biaya bulanan, kayak :
- Listrik dan air: Rp300.000 - Rp500.000
- Gaji pegawai (jika ada): Rp1.000.000 - Rp2.000.000
- Bahan baku rutin: Rp1.000.000 - Rp3.000.000
- Marketing (banner, promosi online): Rp300.000 - Rp500.000
Estimasi Total Modal Awal
Mari kita hitung estimasi total modal awal (asumsi kamu sewa lahan & pakai kontainer custom):
- Sewa lahan (1 bulan) - Rp1.000.000
- Bangunan kontainer + interior sederhana - Rp10.000.000
- Peralatan produksi minuman - Rp4.000.000
- Stok bahan baku awal (teh, gula, topping, es batu, kemasan, dll.) - Rp1.500.000
- Biaya promosi awal (spanduk, media sosial, dll.) - Rp500.000
Total Estimasi Modal Awal: Rp17.000.000
Catatan: Estimasi ini bisa lebih kecil atau lebih besar tergantung lokasi, konsep, dan strategi yang kamu pilih. Kalau kamu punya lahan sendiri dan desain booth lebih sederhana, modal bisa ditekan sampai Rp10-12 jutaan.
Tips Biar Cepat Balik Modal
Setelah usaha jalan, pastinya kamu pengen modal yang udah keluar bisa cepat kembali, kan? Nah, biar cuan makin cepat ngumpul, kamu perlu strategi yang tepat dari awal. Berikut beberapa tips simpel tapi ngaruh banget buat mempercepat balik modal:
1. Pilih Lokasi yang Tepat
Lokasi itu ibarat nyawa buat usaha kayak gini. Kalau kamu buka di tempat yang sepi atau jarang dilewati orang, seberapa enak pun es teh kamu, kemungkinan lakunya kecil. Coba cari spot yang ramai misalnya di dekat sekolah, kampus, pasar, perkantoran, atau pusat kuliner. Semakin tinggi lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan, makin besar peluang kamu dapet pembeli.
2. Tampilan Booth yang Menarik
Kontainer kamu harus punya tampilan yang mencolok dan estetik. Ini penting buat narik perhatian orang yang lewat. Warna cerah, desain unik, dan branding yang konsisten (misalnya logo, warna, slogan) bikin usaha kamu terlihat lebih profesional, meskipun modalnya nggak seberapa.
3. Harga Kompetitif
Harga itu faktor penting buat menarik pembeli pertama. Tapi jangan asal murah ya, tetap perhitungkan modal dan margin untungnya. Untuk awal buka, kamu bisa bikin promo, misalnya buy 2 get 1, diskon 10%, atau gratis topping di minggu pertama. Promo kayak gini bisa jadi magnet buat bikin orang nyoba pertama kali.
4. Jaga Kualitas dan Konsistensi Rasa
Orang bisa datang karena promo, tapi mereka balik lagi karena rasa. Jadi pastikan kualitas minuman kamu konsisten enaknya. Gunakan bahan yang fresh, resep yang udah terstandar, dan pelayanan yang ramah. Kepuasan pelanggan itu investasi jangka panjang.
Kalau semua tips ini kamu terapkan dengan serius dan konsisten, bukan nggak mungkin kamu bisa balik modal dalam waktu 2-3 bulan aja, bahkan lebih cepat kalau penjualannya tinggi.
Potensi Keuntungan
Asumsikan harga jual es teh Rp5.000 - Rp8.000 per cup, dan kamu bisa jual 50-100 cup per hari.
- Omzet harian: Rp250.000 - Rp800.000
- Omzet bulanan: Rp7.500.000 - Rp24.000.000
Setelah dikurangi biaya operasional, potensi profit bersih bisa Rp2 juta - Rp6 juta per bulan, tergantung volume penjualan.
Kisah Nyata: Lia, Penjual Es Teh Kekinian Raup Omzet Jutaan dari Halaman Rumahnya
Di tengah persaingan usaha kuliner yang semakin ketat, Lia, perempuan muda berusia 23 tahun asal Desa Sitiaji, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro, berhasil mencuri perhatian lewat strategi dagang yang cerdas dan tepat sasaran, khususnya karena mampu menyesuaikan dengan kondisi musim.
Berbekal booth kontainer bergaya kekinian berwarna hijau, Lia membuka usaha es teh dan ayam geprek di halaman depan rumahnya. Setiap pagi ia berbelanja bahan dagangan terlebih dahulu, lalu mulai berjualan sekitar pukul 10. Meskipun dijalankan dari rumah, kedai sederhana milik Lia cukup menarik dan bisa bersaing dengan gerai makanan dan minuman cepat saji yang ada di sekitarnya.
Yang membuat usaha Lia semakin menonjol adalah strategi promosinya yang cerdas dan mengerti situasi. Di tengah musim kemarau yang panas, minuman dingin dan menyegarkan seperti es teh tentulah banyak dicari. Namun, karena persaingan usaha yang semakin ketat, Lia tidak bisa hanya diam mengandalkan keberuntungan dan rasa saja. Ia harus memikirkan cara agar usahanya tetap menarik dan laris di tengah banyaknya penjual lain.
Dari kondisi cuaca yang panas tersebut, lahirlah ide cemerlang berupa promo sederhana tapi efektif, yaitu menawarkan 2 gelas es teh gratis untuk setiap pembelian 10 porsi ayam geprek. Menurutnya, selain dijual, es teh tersebut ternyata ia gunakan sebagai umpan untuk meningkatkan penjualan. Dengan harga satu gelas es teh berkisar antara Rp3.000 hingga Rp4.000 (harga rata-rata di pedesaan Bojonegoro seperti Sitiaji hingga kecamatan Sukosewu), pelanggan bisa menghemat hingga Rp6.000, yang tentu saja sangat menguntungkan bagi para pelanggan.
"Mungkin ya karena banyak penjual lain yang sama (es teh), jadi saya harus benar-benar memikirkan cara supaya dagangan bisa laris," ungkapnya saat ditemui tim Mediabojonegoro.com.
Berkat pendekatan kreatif yang diterapkan, Lia mengaku mampu mencatat omzet harian antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari.
"Untuk omzet mungkin ya sekitaran 1 juta sampai 1.5 jutaan gitu lah, Mas. Alhamdulillah," ujarnya dengan senyum sambil menata gelas bungkus plastik es.
Kisah Lia menjadi bukti nyata bahwa usaha rumahan pun bisa berkembang pesat asalkan dijalankan dengan strategi yang cerdas, konsisten, dan peka terhadap kebutuhan pasar.
![]() |
Booth kontainer hijau tua, kedai Lia. Tampak etalase ayam geprek dan alat press tutup gelas es teh. |
Penutup
Nah, itu dia gambaran lengkap dan realistis tentang estimasi modal usaha es teh kontainer pinggir jalan. Bisnis ini cocok banget buat kamu yang pengin mulai usaha minuman kekinian tanpa harus buka kafe mahal. Asal punya niat, kreativitas, dan konsistensi, usaha kecil kayak gini bisa berkembang jadi brand lokal yang besar.
Komentar0