Diperbarui Kamis, 24 Juli 2025.
Mediabojonegoro.com - Kalau ngomongin kuliner khas Nusantara yang nggak ada matinya, nasi pecel jelas termasuk dalam daftar teratas. Makanan sederhana khas Jawa ini punya cita rasa khas dari sambal kacangnya yang gurih dan pedas, disajikan dengan sayur-sayuran rebus, tempe, tahu, dan kadang ditambah rempeyek atau telur. Simpel, tapi nagih banget.
Nah, dari sini muncul satu peluang yang sebenarnya sudah lama terbuka lebar tapi belum tentu dilirik semua orang, yaitu peluang usaha nasi pecel. Kenapa ini layak banget dipertimbangkan? Yuk, kita kupas bareng-bareng!
1. Modal Kecil, Risiko Rendah
Usaha nasi pecel nggak perlu alat atau bahan yang mahal. Komponen utamanya, sayuran, sambal kacang, nasi, dan pelengkap, semuanya mudah dicari di pasar tradisional dengan harga relatif terjangkau. Kamu bisa mulai usaha ini dengan modal mulai dari Rp1 juta sampai Rp3 jutaan tergantung skala dan konsepnya. Mau jualan kaki lima, warung rumahan, atau sistem pre-order online, semuanya fleksibel.
Yang menarik, karena bahan-bahannya murah dan margin keuntungannya lumayan besar, balik modalnya juga nggak makan waktu lama. Bahkan, banyak penjual nasi pecel yang udah jalan 1 - 2 bulan aja, udah bisa nutup modal awalnya.
2. Pasar yang Luas dan Nggak Musiman
Nasi pecel tuh termasuk comfort food, orang Indonesia dari berbagai kalangan suka. Cocok buat sarapan, makan siang, bahkan makan malam. Nggak kenal musim, nggak perlu gimmick aneh-aneh buat bikin orang beli. Pokoknya asal enak dan harga bersahabat, pasti dicari.
Kamu bisa targetin segmen pasar yang luas, mulai dari anak kosan, pekerja kantoran, sampai ibu rumah tangga. Bahkan, kalau bisa bikin pecel yang autentik atau punya ciri khas, misalnya sambal kacang resep nenek yang beda dari yang lain, itu bisa jadi daya tarik utama.
3. Potensi Dikembangkan Jadi Brand
Kalau kamu konsisten dan serius, bisnis nasi pecel ini bisa banget naik level. Dari warung sederhana, bisa dikembangkan jadi brand kuliner lokal. Tambahkan sentuhan kekinian seperti kemasan menarik, sistem pre-order via aplikasi, bahkan promosi lewat media sosial. Banyak loh sekarang UMKM makanan yang awalnya kecil, tapi karena branding-nya oke, akhirnya punya beberapa cabang.
Contohnya, nasi pecel yang dikemas dengan tampilan modern, tapi rasanya tetap otentik. Bawa ke konsep franchise mini, atau bikin booth di food court. Peluang ini gede banget, tinggal kamu mau scale up atau enggak.
4. Kombinasi Menu Bisa Bikin Untung Tambah
Yang menarik dari nasi pecel adalah kamu bisa kreasikan menu sesuka hati. Nasi pecel + ayam goreng, nasi pecel + sate telur puyuh, pecel pincuk, pecel sambal tumpang, dan lain-lain. Variasi ini bisa meningkatkan nilai jual tanpa menaikkan biaya produksi terlalu banyak.
Dan jangan lupa, bisa juga dijual barengan dengan minuman khas seperti es teh, es jeruk, atau bahkan jamu tradisional. Sekali orang beli makanannya, pasti pengen minum juga. Nah, ini bisa jadi tambahan penghasilan yang nggak kecil lho.
5. Strategi Pemasaran? Gampang Banget
Di zaman serba digital kayak sekarang, promosiin usaha nasi pecel itu bukan hal yang susah. Manfaatin media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, atau WhatsApp Story. Foto yang menggugah selera, testimoni pelanggan, video proses pembuatan sambal kacang, semua bisa jadi konten yang menarik.
Kamu juga bisa gabungin dengan platform online food delivery seperti GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood. Bahkan, bisa kerja sama dengan ojek lokal buat sistem antar-jemput makanan.
Studi Kasus: Strategi Sederhana, Nasi Pecel Mbak Rina
Salah satu contoh menarik datang dari Mbak Rina, penjual nasi pecel yang berjualan di selatan perempatan Balen, sekitar 100 meter dari titik lampu merah. Sejak pukul 5 hingga 8 pagi, warung kecilnya nyaris tak pernah sepi pembeli. Padahal, ia hanya menyediakan satu menu utama yaitu nasi pecel. Menurutnya, kunci keberhasilannya terletak pada konsistensi rasa dan sentuhan ekstra yang membuat pelanggannya betah.
Setiap bungkus nasi pecel Mbak Rina selalu dilengkapi tempe goreng mendoan hangat. Uniknya, jika di tempat lain umumnya hanya diberi dua potong tempe, Mbak Rina justru memberikan tiga potong tanpa biaya tambahan. Strategi sederhana ini terbukti efektif, tidak hanya mampu mempertahankan pelanggan lama, tetapi juga berhasil menarik pembeli baru lewat promosi dari mulut ke mulut oleh mereka yang pernah mencicipi nasi pecel di warung Mbak Rina.
"Mungkin kalau di tempat lain lauk tempenya cuma 2 ya. Tapi kalau di saya, saya kasih 3 lauk per bungkusnya. Ya, selain persaingan usaha, itung-itung sedekah juga kan," ungkapnya sambil tersenyum.
Kini, hasilnya tidak main-main. Setelah setahun berjualan, omzet Mbak Rina bisa menembus Rp400.000 hingga Rp600.000 hanya dari tiga jam berjualan setiap pagi. Ini menjadi bukti bahwa pelayanan yang tulus, ditambah sedikit nilai lebih untuk pelanggan, mampu menghasilkan pertumbuhan usaha yang konsisten dan menguntungkan.
"Kalau omzet harian ya sekitar antara Rp400 ribu sampai Rp600 ribuan, Mas. Ya segitu lah alhamdulillah," ujarnya di sela-sela perbincangan dengan saya Abdul Rahman dari Mediabojonegoro.com, saat membeli nasi pecel miliknya pagi tadi (Kamis, 24 Juli 2025).
![]() |
Tampak antri beberapa pembeli yang datang di lapak nasi pecel Mbak Rina. |
Disclaimer: Studi kasus di atas merupakan murni sebagai inspirasi, bukan suatu promosi atau konten iklan dan sejenis lainnya.
Kesimpulan: Jangan Anggap Remeh Usaha Nasi Pecel!
Nggak semua orang harus mulai bisnis dari yang ribet dan butuh modal gede. Kadang, yang simpel kayak jualan nasi pecel justru bisa jadi sumber penghasilan tetap yang menjanjikan. Dengan modal kecil, risiko minim, dan pasar yang luas, peluang usaha nasi pecel bisa jadi batu loncatan buat kamu yang pengen mandiri finansial.
Jadi, kalau kamu punya resep jagoan atau suka masak, kenapa nggak coba mulai dari sini? Siapa tahu, nasi pecel buatan kamu jadi viral dan langganan banyak orang.
Ingat, di dunia usaha, yang penting bukan seberapa besar idenya, tapi seberapa konsisten kamu ngejalaninnya.
Komentar0