Gpr5BUGiGpM7TpGoTSCiTSOlGd==

Rincian Modal dan Estimasi Keuntungan Usaha Jualan Sayur Keliling

Mediabojonegoro.com - Jualan sayur keliling mungkin terdengar sederhana, ya. Tapi jangan salah, usaha satu ini ternyata punya potensi besar buat menghasilkan cuan tiap hari. Apalagi di era sekarang, banyak orang sibuk dan nggak sempat ke pasar. 

Jadi, penjual sayur keliling itu jadi solusi praktis buat ibu-ibu atau bahkan anak kos yang butuh sayur segar tanpa ribet keluar rumah.


Jualan Sayur Keliling Menggunakan Mobil Pick Up 


Setelah kemarin kita sempet ngobrol tipis tentang tips jualan sayur keliling biar laris, kayaknya belum afdol deh ya kalau nggak sekalian ngomongin modalnya. 

Nah, buat kamu yang tertarik pengen mulai usaha ini, penting banget nih buat tahu rincian modal yang diperlukan. Dari harga beli sayur, biaya transportasi, sampai keperluan lainnya, semuanya harus dihitung dengan cermat supaya usaha kamu bisa lancar dan tentunya menguntungkan. So, yuk ikuti terus!

Kenapa Harus Jualan Sayur Keliling?

Sebelum ngomongin modal, kita bahas dulu nih kenapa usaha ini menarik banget.

  1. Pasarnya luas - Hampir semua orang butuh sayur setiap hari. Mulai dari ibu rumah tangga, anak kos, sampai warung makan kecil.
  2. Repeat order tinggi - Karena kebutuhan harian, pelanggan bakal beli terus kalau puas sama kualitas dan pelayanan.
  3. Nggak butuh tempat usaha tetap - Kamu bisa keliling pakai motor, sepeda, bahkan gerobak dorong. Hemat sewa tempat.
  4. Bisa dimulai dari skala kecil - Modal fleksibel. Mau mulai dari Rp500 ribu juga bisa, tergantung skala dan jenis sayur yang dijual.

Rincian Modal Jualan Sayur Keliling

Nah, sekarang kita masuk ke bagian intinya yakni modal awal. Modal ini tentu bisa berbeda-beda tergantung lokasi, alat transportasi yang dipakai, dan jenis sayur yang dijual. Tapi secara umum, berikut gambaran kasar modalnya.

1. Transportasi 

  • Gerobak dorong: Rp1.500.000 - Rp2.000.000
  • Atau Motor bekas modifikasi: Rp3.000.000 - Rp5.000.000

2. Perlengkapan Dagang

  • Keranjang / wadah sayur: Rp200.000 
  • Timbangan (manual/digital): Rp150.000 - Rp300.000
  • Kantong plastik & pembungkus: Rp100.000

3. Stok Sayuran Awal 

  • Modal beli sayur segar Rp500.000 - Rp1.000.000

4. Operasional Harian

  • Bensin (jika pakai motor): Rp50.000 per hari
  • Biaya tambahan (sabun cuci, es batu, dll): Rp100.000.

Jadi, jika ditotal estimasi modal awal keseluruhan sekitar = Rp2.000.000 - Rp6.000.000.

Namun perlu dicatat, bahwa modal tersebut hanya estimasinya saja semua tergantung jenis transportasi dan skala usaha yang dipilih. Kalau kamu udah punya transportasi sendiri semisal kayak motor, ya modal bisa jauh lebih ringan.

Estimasi Keuntungan

Setelah mengetahui rincian modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha, sekarang mari kita analisa keuntungannya. Nah, berikut adalah gambaran kasarnya.

Misalkan kamu berhasil menjual sayur kepada 30 pelanggan setiap hari, dengan harga rata-rata Rp15.000 per transaksi, maka bisa di simpulkan:

Pendapatan harian: 30 x Rp15.000 = Rp450.000 per hari.

Biaya operasional harian: Rp150.000 (bensin dan biaya tambahan)

Keuntungan bersih harian: Rp450.000 - Rp150.000 = Rp300.000 per hari.

Pendapatan bulanan: Rp300.000 x 30 hari = Rp9.000.000 per bulan.

Waahh, nilai yang fantatis, bukan..???

Estimasi Balik Modal

Dengan keuntungan bersih sekitar Rp300.000 per hari, dengan modal awal sebesar Rp2.000.000, maka estimasi balik modal bisa kembali dalam kurun waktu sekitar 7 hari saja (Rp2.000.000 ÷ Rp300.000 = 6,67 hari). 

Perlu dicatat juga, ini hanya gambaran estimasinya saja. Semua balik lagi ke strategi dan caramu menarik pelanggan. Semakin oke strategimu dan semakin ramai jualanmu, maka semakin cepat pula balik modalmu.

Sampai disini dulu ya guys. Semoga sedikit artikel diatas bisa membantu dalam meraih mimpi suksesmu. See you next time with our latest updates on Media Bojonegoro.

Komentar0

Type above and press Enter to search.