Gpr5BUGiGpM7TpGoTSCiTSOlGd==

Usaha Pinggir Jalan Paling Laris di Bulan Puasa: Cuan Besar di Momen Ramadhan

Diperbarui Jumat, 1 Agustus 2025.

Mediabojonegoro.com - Bulan puasa bukan cuma jadi momen untuk meningkatkan ibadah, tapi juga kesempatan emas buat cari rezeki. Apalagi kalau ngomongin usaha pinggir jalan, ini bisa jadi ladang cuan yang luar biasa! Soalnya, selama ramadhan, banyak orang yang berburu takjil, makanan sahur, dan kebutuhan lain buat ibadah.

Nah, kalau kamu lagi mikirin mau jualan apa di bulan puasa, coba deh simak beberapa usaha pinggir jalan yang selalu laris manis saat ramadhan berikut ini.

1. Jualan Takjil dan Minuman Segar

Kalau bulan puasa, yang paling dicari saat menjelang maghrib tentu aja takjil. Setelah seharian menahan lapar dan haus, orang-orang pasti butuh sesuatu yang manis dan segar buat buka puasa. Makanya, jualan takjil jadi bisnis pinggir jalan yang nyaris nggak pernah sepi.

Nah, kamu bisa coba jualan es buah, kolak pisang, es cendol, atau es kelapa muda. Minuman dingin selalu jadi primadona karena cuaca panas bikin orang ingin sesuatu yang menyegarkan. Selain itu, jajanan ringan seperti gorengan, kue basah, atau bubur sumsum juga laris keras.

2. Nasi Bungkus untuk Sahur dan Buka

Banyak orang yang terlalu sibuk atau malas masak saat sahur dan buka puasa. Inilah kenapa usaha jualan nasi bungkus selalu laris. Apalagi kalau menunya simpel tapi lezat, seperti nasi uduk, ayam penyet, atau nasi kuning.

Jualannya bisa mulai dari sore hari buat yang cari makanan buka puasa, dan lanjut dini hari untuk orang yang butuh makanan sahur. Kalau lokasimu dekat dengan kos-kosan atau perkantoran, ini bisa jadi ladang cuan yang gede!

3. Jualan Kurma dan Oleh-Oleh Khas Ramadhan

Kurma jadi makanan wajib di bulan puasa, jadi nggak heran kalau permintaannya melonjak drastis. Kamu bisa jual berbagai jenis kurma dari yang murah sampai premium. Biar lebih menarik, kamu juga bisa sediakan paket hampers kurma dengan tambahan kacang-kacangan atau madu.

Selain kurma, ada juga cemilan khas ramadhan seperti kacang arab, kue kering, dan aneka snack lebaran yang mulai dicari sejak awal puasa.

4. Jualan Perlengkapan Ibadah

Bulan ramadhan adalah momen di mana orang-orang lebih rajin ibadah. Makanya, perlengkapan ibadah seperti sarung, mukena, peci, dan sajadah laris manis.

Kamu juga bisa jual Al-Qur’an, tasbih, dan buku doa yang banyak dicari untuk meningkatkan ibadah selama bulan puasa. Jika punya modal lebih, coba juga jualan parfum non-alkohol yang sering dipakai buat ke masjid.

5. Jasa Tambal Ban dan Bengkel Motor

Mungkin terdengar nggak ada hubungannya dengan puasa, tapi coba deh perhatiin menjelang buka, banyak orang buru-buru pulang atau keluar rumah buat cari makanan. Lalu lintas ramai, dan di saat seperti ini, jasa tambal ban atau bengkel motor sering kebanjiran pelanggan yang butuh servis cepat.

Kamu bisa buka usaha tambal ban dadakan di lokasi strategis, seperti dekat jalan raya yang ramai atau di sekitar pasar ramadhan. Modalnya nggak besar, tapi potensi cuannya lumayan!

6. Jualan Busana Muslim

Saat ramadhan, orang mulai berburu pakaian muslim buat persiapan lebaran. Mulai dari gamis, koko, hingga hijab jadi incaran banyak orang. Apalagi kalau kamu bisa jual dengan harga yang lebih murah dari toko besar, dijamin pelanggan bakal berdatangan.

Kalau belum punya modal besar buat stok barang, bisa coba sistem pre-order atau dropship. Yang penting, kamu pintar cari supplier dengan harga bersaing.

7. Jualan Ketupat dan Lauk Lebaran

Seminggu sebelum lebaran, orang-orang mulai sibuk belanja kebutuhan untuk hari raya. Nah, kamu bisa ambil peluang dengan jualan ketupat siap rebus atau lauk khas lebaran seperti opor ayam, rendang, dan sambal goreng ati.

Banyak orang yang nggak mau ribet masak sendiri, jadi mereka lebih memilih beli yang sudah siap saji. Usaha ini bisa jalan mulai dari H-7 lebaran sampai malam takbiran.

Studi Kasus Nyata: Devi, Penjual Es Degan Ijo dan Kelapa Muda Asal Bojonegoro, Raup Omzet Ratusan Ribu per Hari

Devi, seorang perempuan muda berusia 26 tahun asal desa Tejo, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, yang dikenal warga desanya sebagai penjual es degan ijo dan kelapa muda di pinggir jalan raya Kanor - Sumberrejo.

Awal mula perjalanan usaha Devi dimulai pada bulan Maret tahun 2024, bertepatan dengan bulan Ramadhan. Saat itu dirinya yang tengah berpuasa, tentu ingin minuman yang segar-segar untuk menemani menu buka puasanya. 

Disitu ia bercerita keinginannya untuk membeli es degan atau es kelapa muda di Pasar Sumberrejo, dengan jarak sekitar 45 menit perjalanan dari rumahnya. Namun setelah sampai di tujuan, ia justru tidak menemui satupun penjual yang berjualan es tersebut disana.

"Waktu itu saat puasa Mas, pas saya mau cari takjil sama es degan, ternyata sulit banget, tidak ada yang jual, satupun gak ada. Kebanyakan ya jualan es teh, es teller, es campur dan es kekinian lainnya," ungkap Devi kepada Mediabojonegoro.com pada Jumat, 1 Agustus 2025, di lokasi usahanya. 

Singkat cerita, setelah berputar mencari tanpa hasil, ia pun memutuskan untuk melanjutkan pencarian ke arah barat, menuju Kecamatan Balen. Tak sampai disana, tepatnya di sekitaran Desa Gampeng yang masih dalam Kecamatan Sumberrejo, atau kurang lebihnya sekitar 1 kilometer dari Pasar Sumberrejo, akhirnya Devi pun menemukan penjual yang ia cari. Itupun menurutnya hanya sebatas mangkal, bukan menetap di lokasi tersebut. Sebab penjual tersebut berjualan menggunakan mobil pick up, yang berarti bisa berpindah tempat kapan saja yang ia mau.

"Pas nyari muter di Sumberrejo nggak dapet, akhirnya saya lanjut nyari mas ke barat mau ke Balen. Pas sampai di Desa Gampeng barulah saya dapat. Itupun penjualnya cuma mengkal lo disitu pakai pick up, bukan penjual di warung atau tenda permanen gitu," tegas Devi.

Sesampainya dirumah, Devi mulai memikirkan sesuatu hal yang membuatnya cukup terheran. Bagaimana tidak, Pasar Sumberrejo yang dikenal ramai, pagi siang sore bahkan sampai malam banyak penjual yang berjajar, bisa-bisanya tidak ada penjual es degan ijo dan kelapa muda yang berjualan disana.

"Saat dirumah saya mulai merenung Mas, kayak ngerasa aneh. Kok bisa Pasar yang terkenal ramai, banyak aktivitas orang, banyak penjual, tapi kok tidak ada yang jualan es degan," ungkapnya dengan penuh keheranan. 

Sadar dengan peluang besar yang ada, serta tidak adanya saingan yang serupa, Devi pun mulai berniat untuk membuka usaha degan ijo dan es kelapa muda di lokasi sekitaran pasar tersebut. Namun, karena kurangnya koneksi dengan agen distributor, ia pun mengaku sempat ragu, apalagi ditambah dengan keterbatasan biaya yang ia punya saat itu, yang semakin menenggelamkan tekadnya.

"Dulu sempat ragu Mas, soalnya saya ndak ada info agen, ditambah modal yang masih kurang," katanya. 

Selang beberapa hari, masih di bulan yang sama, Devi yang saat itu telah mengantongi kontak salah satu agen dan juga mengaku telah mendapatkan bantuan finansial dari keluarganya, lantas mulai membangun usahnya secara kecil-kecilan.

Berbekal modal sekitar Rp2.5jutaan, yang menurutnya ia gunakan untuk membuat gerobak tenda stainless serta meja dan kursi berbahan dasar plastik untuk pelanggan, ia pun akhirnya berhasil membangun usahanya di lokasi yang sebelumnya ia anggap strategis.

"Waktu itu ada modal sekitar Rp2.5 jutaan Mas, saya buat beli meja stainles, meja sama kursi pelanggan serta beberapa stok degan ijo dan kelapa muda," jelas Devi.

Singkat cerita, setelah berjalan sekitar satu minggu, Devi mengaku kalau usahanya sepi. Sempat mengira mungkin karena penjual baru, ia pun memaklumi dan terima hasilnya yang meski menurutnya jauh dibawah angka minimal. 

"Itu pas awal buka Mas, mungkin sekitar satu mingguan, usaha masih sepi. Ya, saya maklumi mungkin masih baru, orang belum pada kenal," ujar Devi.

Namun setelah beberapa hari berlalu, ia yang sadar kalau usahanya masih sama sepi dan tak kunjung ada peningkatan, akhirnya mulai merencanakan strategi supaya dagangannya bisa laris dan menguntungkan. 

Terinspirasi dari kegiatan warga di desanya, yakni berupa bagi-bagi takjil yang dilakukan oleh sejumlah warga, Devi pun mendapatkan sebuah ide untuk menerapkan strategi serupa dalam usahanya. Kebetulan, lokasi lapaknya juga berada tepat di pinggir jalan. Ia pun lalu mulai membagikan tester gratis kepada setiap pengendara yang lewat. Meski awalnya ia mengaku harus nombok, namun ternyata strategi tersebut terbukti efektif mampu mendongkrak sisi penjualan dan bahkan menjadi titik awal kelancaran usahanya.

"Waktu itu dapat ide dari acara bagi-bagi takjil warga desa Mas, akhirnya saya coba terapkan," ungkap Devi.

Beberapa hari kemudian, Devi yang hendak bersiap menuju ke lokasi lapak usahanya, mengaku dikagetkan dengan adanya pesan singkat WhatsApp dari seseorang yang belum dikenalnya untuk segera dibuatkan 35 bungkus es kelapa muda buatannya. Melihat hal tersebut, Devi pun tentunya merasa kaget sekaligus senang. Setelah sampai di lokasi lapak, barulah ia teringat yang memesan tersebut ternyata orang yang ia beri tester gratis melalui bagi-bagi takjil kemaren.

"Waktu itu mau berangkat ke lapak Mas, saya dapat WA dari seseorang, tidak saya kenal, ia bilang pesan 35 bungkus plastik es degan, saya kaget campur seneng dong. Tapi pas sampai lapak saya lihat ternyata mas-mas kemaren yang sempet saya kasih takjil. Hehe..," ujar Devi.

Ringkas cerita, setelah usahanya berjalan selama satu tahun, ia mengaku omzet yang diperoleh dari hasil jualan es degan ijo dan es kelapa muda berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per hari. 

"Untuk omzet kurang lebih ya sekitar Rp300 ribu sampai Rp500 ribu Mas. Ya di syukuri aja Mas, alhamdulillah," tutup Devi dengan penuh senyuman.

Dari kisah Devi terdapat pelajaran penting bahwa peluang usaha bisa datang dari mana saja, termasuk kebutuhan sederhana yang belum terpenuhi sekalipun. Dengan niat, keberanian tekad, meski modal sempat tersendat, namun berkat kreativitasnya dalam menarik pelanggan, Devi mampu membuktikan bahwa usaha kecil pun bisa berkembang. Yang terpenting adalah jeli melihat peluang dan tidak takut untuk mencoba.


Tampak lapak jualan Devi, es degan ijo dan kelapa muda di pinggir jalan strategis.


Penutup

Bulan puasa memang jadi waktu yang tepat buat mencari rezeki tambahan, terutama dengan usaha pinggir jalan yang modalnya nggak terlalu besar tapi untungnya bisa berkali-kali lipat. Kuncinya adalah memilih produk yang banyak dicari, lokasi yang strategis, dan tentunya pelayanan yang ramah.

Kalau kamu tertarik buat mulai usaha Ramadhan tahun ini, sekarang saatnya persiapan! Pilih ide yang cocok, cari lokasi terbaik, dan mulai eksekusi biar bisa panen cuan di bulan penuh berkah ini. Semoga sukses!

Komentar0

Type above and press Enter to search.