Gpr5BUGiGpM7TpGoTSCiTSOlGd==

10 Tips Ampuh Melatih Mental Jualan Keliling Agar Tidak Malu dan Minder

Diperbarui Selasa, 5 Agustus 2025.

Mediabojonegoro.com - Jualan keliling itu memang bukan perkara gampang. Bukan cuma soal tenaga dan waktu yang terkuras, tapi juga soal mental yang harus tahan banting. Banyak orang yang sebenarnya pengen nyoba jualan keliling, entah itu jualan makanan, minuman, atau produk lainnya, tapi akhirnya mundur karena satu alasan, malu dan minder.

Padahal, rasa malu itu sebenarnya bisa dilatih. Minder juga bisa diatasi, asal tahu caranya dan konsisten melatih mental.

Nah, kalau kamu lagi pengen terjun ke dunia jualan keliling tapi masih diliputi rasa nggak percaya diri, artikel ini cocok banget buat kamu. Yuk, kita bahas satu per satu agar mental jualan keliling kamu makin pede dan nggak gampang ciut!

1. Pahami Bahwa Semua Pebisnis Pernah Mulai dari Nol

Satu hal yang harus kamu tanamkan dari awal, semua orang sukses itu juga pernah merasakan yang kamu rasakan sekarang. Minder, malu, takut ditolak. Namun, penting yang harus kamu ingat bahwa semua itu merupakan bagian dari proses pembentukan mental.

Lihat aja tukang bakso keliling yang sekarang pelanggan setianya bejibun. Dulunya juga mungkin harus keliling dengan rasa malu dan minder dilihatin orang. Tapi seiring waktu, rasa itu hilang karena terbiasa.

Jadi, jangan bandingkan dirimu dengan mereka yang udah sukses sekarang. Bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu yang kemarin (sebelum memulai usaha jualan keliling) agar semangat juangmu makin membara.

2. Fokus pada Tujuan, Bukan Pandangan Orang

Jualan keliling pasti bikin kamu ketemu banyak orang. Ada yang cuek, ada yang ramah, ada juga yang sinis. Nah, penting banget buat kamu belajar cuek bebek terhadap pandangan negatif orang lain.

Coba deh tanyain ke diri sendiri, “Aku jualan ini buat siapa? Buat hidupku lebih baik, kan?”
Jadi selama kamu jualannya halal, nggak nipu, dan niatnya baik, kamu nggak perlu repot mikirin komentar orang.

3. Latih Diri Lewat Simulasi Sederhana

Kalau kamu masih malu ngomong ke orang asing, coba latih lewat simulasi. Misalnya, pura-pura jualan ke teman atau keluarga. Atau bisa juga latihan ngomong di depan cermin.

Latihan kecil ini penting buat ngelatih ekspresi wajah, nada suara, dan gesture tubuh saat kamu nawarin produk. Ini bakal ngurangin rasa grogi saat terjun langsung di lapangan.

4. Mulai dari Lingkungan Terdekat

Nggak perlu langsung keliling ke tempat yang asing. Kamu bisa mulai dari lingkungan sekitar rumah dulu. Kenapa? Karena lingkungan terdekat biasanya lebih ramah dan lebih suportif. Kalau kamu udah mulai terbiasa, nanti mentalmu akan lebih siap saat harus jualan di luar zona nyaman karena sudah ada pembekalan sebelumnya.

5. Bikin Penampilanmu Rapi dan Menarik

Percaya atau nggak, penampilan bisa ngaruh banget ke rasa percaya diri. Kamu nggak perlu tampil mewah, tapi pastikan kamu kelihatan bersih, rapi, dan ramah.

Kalau kamu bawa gerobak atau sepeda, usahakan juga alat jualannya bersih dan menarik. Penampilan yang baik bikin kamu lebih dihargai dan otomatis bikin mentalmu naik level.

6. Kumpulkan Testimoni Positif

Kalau kamu udah punya beberapa pembeli, minta testimoni dari mereka. Bisa dalam bentuk cerita singkat atau ucapan puas.

Testimoni ini bisa kamu jadikan penguat mental. Setiap kali kamu mulai minder, buka lagi testimoni itu. Ingat bahwa ada orang yang senang dengan produk dan pelayananmu.

7. Belajar dari Penolakan, Bukan Menyerah

Penolakan itu bukan akhir dari segalanya. Dalam dunia jualan, ditolak itu hal biasa. Bahkan penjual berpengalaman pun bisa ditolak berkali-kali dalam sehari.

Yang penting, kamu belajar dari penolakan itu. Mungkin pendekatanmu kurang pas, atau waktunya nggak tepat. Jadikan itu sebagai bahan evaluasi untuk terus mencoba lagi.

8. Gabung Komunitas Pedagang atau UMKM

Nggak ada salahnya kamu bergabung ke komunitas pedagang, baik online maupun offline. Di sana kamu bisa dapat motivasi, cerita inspiratif, dan tips dari mereka yang udah lebih dulu terjun.

Berada di lingkungan yang positif bisa sangat membantu memperkuat mentalmu. Karena kamu bakal sadar, ternyata banyak juga orang yang punya tantangan yang sama.

9. Bangun Rutinitas Pagi Sebelum Jualan

Mulai harimu dengan rutinitas yang positif. Misalnya, bangun pagi, olahraga ringan, sarapan sehat, dan afirmasi positif.

Afirmasi itu bisa sesederhana ngomong ke diri sendiri, misalnya :

“Aku bisa.”
“Rezekiku banyak hari ini.”
“Aku orang yang percaya diri.”

Jangan diremehkan. Kata-kata ini bisa mengubah mindset dan bikin kamu lebih siap menghadapi hari.

10. Ingat, Rasa Malu Tidak Menghasilkan Uang

Ini kalimat klise tapi ngena banget, malu nggak bikin kenyang. Kalau kamu biarkan rasa malu itu terus-menerus menghalangi langkahmu, kamu bakal kehilangan banyak kesempatan.

Coba lihat para tukang es keliling, tukang siomay, pedagang cilok yang keliling siang-malam. Mereka mungkin pernah malu juga, tapi mereka lebih memilih untuk jalan terus demi penghasilan dan masa depan.

Contoh Nyata: Dadang, Penjual Sempol Keliling Asal Bojonegoro, Bangkit dari Rasa Malu dan Minder

Dadang, atau Kang Dadang sapaan akrabnya, merupakan seorang pemuda berusia 29 tahun asal desa Purwoasri Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, yang juga dikenal sebagai penjual sempol keliling di lingkungan tempat tinggalnya.

Awal mula Kang Dadang memulai usaha sekitar pertengahan tahun 2024. Sebelumnya, ia mengaku sempat bekerja di salah satu pergudangan di Surabaya. Namun, karena dirasa jauh dari keluarga, terlebih saat itu baru menikah, ia lalu memutuskan untuk bekerja di kota kelahirannya. 

"Sebelumnya kerja di Surabaya Mas, di pergudangan. Setelah menikah baru mulai jualan ini (sempol)," ungkap Kang Dadang saat ditemui Mediabojonegoro.com di salah satu sekolah dasar tempat ia biasa berjualan pada Selasa, 5 Agustus 2025.

Berbekal pengalaman dari sang ayah yang dulu juga berprofesi sebagai penjual sempol, Kang Dadang mulai menguatkan niatnya untuk memulai usaha tersebut. Sebelumnya, ia yang sama sekali belum pernah membuat sempol, sehingga belum tahu resep maupun teknik pembuatan sempol. Dari tangan sang ayah itulah, ia mulai belajar meracik adonan, membentuk, hingga mengolah sempol yang siap untuk dijual. 

Setelah merasa cukup mahir, Kang Dadang lalu memulai usahanya dengan modal awal sekitar Rp 1 juta, yang menurutnya ia gunakan untuk membuat gerobak dan membeli bahan baku dagangan.

"Ikut jejak bapak aja Mas, kebetulan dulu juga jualan sempol. Jadi ya minta diajari semua. Mulai adonan, membuat, dan membentuk sempol. Syukurnya, modal juga gak sampai Rp1 juta udah bisa mulai jualan," tambahnya.

Waktu awal-awal jualan, Kang Dadang mengaku merasa sangat malu dan minder dalam menghadapi berbagai karakteristik pembeli. Belum lagi rasa ingin berhenti pada saat kondisi sepi, yang benar-benar membuat mentalnya down. Bahkan, dirinya juga mengatakan sempat mau stop pada minggu ke 3 karena tidak mendapatkan satupun pembeli.

"Dulu waktu awal jualan malu banget Mas, minder, yang lain rame, saya malah gak dapet pembeli, satupun. Pengen berhenti hari itu juga rasanya," kenang Kang Dadang.

Singkat cerita, setelah beberapa bulan jualan dan melewati fase pembentukan mental dalam berjualan keliling, kini Kang Dadang mulai merasakan hasil dari konsistensi dan kerja kerasnya selama ini. Perlahan tapi pasti, sempol dagangannya mulai dikenal oleh warga sekitar hingga masyarakat luar.

"Sekarang sudah biasa Mas, gak malu-malu lagi, gak minder lagi, cuek aja. Malah sekarang kalau gak keliling jualan kayak ada yang kurang," katanya.

Setelah hampir satu tahun menekuni usaha sempol keliling, ia mengaku mampu menjual antara 300 hingga 400 tusuk sempol per hari, dengan harga jual Rp 1.000 per tusuknya.

"Alhamdulillah Mas sekarang sudah mulai punya pelanggan tetap. Ada yang nunggu tiap sore," tutupnya penuh bahagia.

Kisah Kang Dadang menjadi contoh bahwa mental dalam jualan keliling bukan hanya soal bertahan di tengah sepinya pembeli, tapi juga tentang membangun kepercayaan diri, memahami pasar, dan konsisten dengan proses. Banyak anak muda di desa yang sebenarnya punya potensi untuk mandiri secara ekonomi, namun sering kali terhalang rasa malu, minder atau takut dicemooh saat melakoni usaha keliling.


Tampak Kang Dadang (topi hitam baju merah) sedang melayani beberapa anak sekolah dasar yang membeli Sempol dagangannya.


Penutup

Melatih mental jualan keliling memang butuh waktu. Tapi yang penting, kamu mau belajar dan mau terus melangkah. Rasa malu dan minder itu wajar, tapi jangan dibiarkan menghambat langkahmu.

Ingat, kamu bukan mengemis. Kamu jualan, kamu kerja keras, kamu sedang berusaha memberikan yang terbaik untuk diri sendiri dan keluarga. Jadi, beranilah. Dunia ini luas, dan rezeki nggak akan datang kalau kamu terus bersembunyi.

So, semangat terus jualannya. Dan semoga segelumit artikel ini bermanfaat buat para pejuang nafkah semuanya.

Komentar0

Type above and press Enter to search.