MediaBojonegoro.com - Isu megathrust kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Beberapa daerah di Indonesia berpotensi terkena dampak gempa megathrust.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai potensi gempa megathrust. Gempa tersebut bisa terjadi akibat aktivitas segmen megathrust di beberapa wilayah Indonesia.
Megathrust merupakan daerah pertemuan lempeng tektonik yang bisa memicu gempa besar dan tsunami dahsyat. Kepala Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan adanya zona megathrust di Selat Sunda serta Mentawai-Siberut.
Daryono menyatakan bahwa megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hanya menunggu waktu untuk memicu gempa besar. Hal ini disebabkan kedua wilayah tersebut telah ratusan tahun tidak mengalami gempa besar.
"Dikatakan tinggal menunggu waktu disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua. Sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi," katanya.
Daryono juga menyebutkan bahwa terdapat 13 segmen megathrust yang mengelilingi Indonesia. Berdasarkan peta sumber dan bahaya gempa Indonesia dari BMKG, sekitar 13 segmen megathrust ini mengitari wilayah Indonesia.
Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Terdampak Gempa Megathrust
- Megathrust Mentawai-Pagai, potensi gempa M8,9
- Megathrust Enggano, potensi gempa M8,4
- Megathrust Selat Sunda, potensi gempa M8,7
- Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah, potensi gempa M8,7
- Megathrust Jawa Timur, potensi gempa M8,7
- Megathrust Sumba, potensi gempa M8,5
- Megathrust Aceh-Andaman, potensi gempa M9,2
- Megathrust Nias-Simeulue, potensi gempa M8,7
- Megathrust Batu, potensi gempa M7,8
- Megathrust Mentawai-Siberut, potensi gempa M8,9
- Megathrust Sulawesi Utara, potensi gempa M8,5
- Megathrust Filipina, potensi gempa M8,2
- Megathrust Papua, potensi gempa M8,7
Publikasi mengenai megathrust di Jawa disebut dapat memicu gempa besar. Gempa tersebut bahkan bisa menyebabkan tsunami dengan ketinggian 12-20 meter yang berpotensi melanda wilayah selatan Jawa.
"Publikasi Megathrust Jawa dapat memicu gempa sebesar M 8.8-9.1 yang dapat membuat tsunami setinggi 12-20 meter yang melanda bagian selatan Jawa adalah simulasi/pemodelan dengan skenario terburuk berdasarkan asumsi, bukan prediksi," kata Independent Geologist, Awang Satyana dalam webinar bertajuk 'Waspada Gempa Megathrust', Selasa (20/8/2024).
Para peneliti memperkirakan gempa berkekuatan M 8.8-9.1 berdasarkan defisit slip yang diukur melalui GPS di daratan dan kemudian diekstrapolasikan ke area interplate megathrust di forearc. "Diakui bahwa ini adalah penyederhanaan berlebihan karena hubungan antara defisit slip GPS dan slip seismik sangat kompleks," ujar mereka."
Selain itu, data mengenai Selat Sunda dan selatan Jawa jauh lebih sedikit dibandingkan dengan data dari barat Sumatera, yang membuat analisis dan interpretasi kegempaan megathrust menjadi lebih sulit. "Oleh karena itu, pemodelan gempa megathrust di barat Sumatera memiliki tingkat validasi yang berbeda jika diterapkan untuk Selat Sunda dan selatan Jawa," ujarnya."
Menurut Awang, pemodelan gempa megathrust di barat Sumatera memiliki tingkat validitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemodelan di selatan Jawa.
"Jadi kalau misalkan 8,7 dipotensialkan akan terjadi segitu. Akurasi analisisnya jauh lebih tinggi di barat Sumatera dibandingkan di selatan Jawa, karena kurang data. Akibatnya walau pun di plot M 8,7-8,8 dalam pendapat saya itu sulit terjadi," katanya.
Editor: Abdul Rohman
Komentar0